MANADOPOST.ID- PLN terus fokus dalam transisi energi melalui peningkatan Bauran Energi Baru Terbarukan dalam Porsi Pengembangan Pembangkit kedepannya. Selain itu PLN juga menerapkan green booster yang meliputi implementasi cofiring pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan konversi PLTD.
PLTU Punagaya 2 x 100 MW sebagai salah satu pembangkit dalam Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan melakukan inovasi pemanfaatan limbah domestik yakni bonggol jagung sebagai bahan bakar alternatif campuran batubara (cofiring) guna peningkatan kualitas produksi listrik serta rantai pasok energi primer pada PLTU.
Cofiring merupakan pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif campuran batubara yang merupakan bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pemanfaatan limbah domestik masyarakat berupa bonggol jagung dari sekitar PLTU menjadi opsi yang cukup menarik. Dalam prosesnya, limbah domestik dijadikan bahan bakar pendamping untuk dicampur bersama batubara yang selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar utama PLTU.
Manfaat operasional yang didapat adalah meningkatnya nilai kalor bahan bakar disamping itu dengan mengunakan bahan bakar alternatif maka dapat menekan BPP.
Dalam menjaga rantai pasok bahan baku limbah domestik masyarakat bonggol jagung, PLN merangkul stakeholder dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jeneponto.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Kabupaten Jeneponto, Abdul Rahmat SE MM mengatakan, tujuan dari kerjasama tersebut untuk memanfaatkan kembali limbah domestik masayarakat yang masih mempunyai nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan.
“Hal tersebut merupakan terobosan yang cukup solutif dari PLN, limbah domestik akhirnya memiliki manfaat yang ekonomis sebagai bahan bakar campuran batubara,” ujarnya.
Yunan Kurniawan, Manajer PLN UPK Punagaya, menambahkan, PLN terus fokus dalam melaksanakan transisi energi, salah satunya adalah menerapkan Green Booster pada PLTU. “Tahun ini kami mencoba memanfaatkan limbah domestic berupa Bonggol Jagung sebagai bahan bakar alternatif campuran Batu Bara dengan tujuan dapat memaksimalkan pembakaran dari batu bara tersebut,” jelasnya.
“Selama kurun waktu 1 tahun dari tahap uji coba kami telah memanfaatkan sedikitnya 77,5 ton limbah domestikbonggol jagung. Hasil akhir yang kami peroleh adalah hasil pembakaran batubara pada mesin pembangkit dapat optimal, kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan memberi manfaat bagi banyak pihak,” tutupnya.(*)