MANADOPOST.ID- Kemarin (29/6), Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara resmi meluncurkan program vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia 12-18 tahun. Baginya vaksinasi untuk kelompok ini baginya penting, karena mereka sangat rentan terpapar Covid-19. Dia menjelaskan vaksinasi merupakan salah satu terobosan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sehingga pemerintah terus menggencarkan upaya vaksinasi ini. Bahkan dalam beberapa hari lalu, angka vaksinasi Covid-19 pernah lebih dari satu juta suntikan. Ma’ruf berharap dengan adanya vaksinasi untuk kelompok tersebut bisa menjaga tingkat vaksinasi setiap harinya. Dia mengatakan tingkat vaksinasi harus bisa dipertahankan di angka satu sampai dua juta suntikan setiap harinya. Seperti selama ini ditargetkan Presiden Jokowi. Dia menambahkan keputusan membuka layanan vaksinasi untuk anak usia 12-18 tahun sangat tepat. Sebab mortalitas penderita Covid-19 pada anak usia 10-18 tahun di Indonesia cukup tinggi. Yaitu mencapai 30 persen. Maruf juga menjelaskan pemberian vaksin Covid-19 untuk ibu hamil bersumber dari rekomendasi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). ’’Terutama untuk ibu hamil beresiko tinggi,’’ jelasnya. Seperti ibu hamil di atas usia 35 tahun, memiliki BMI di atas 40 poin, serta memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi. Termasuk untuk tenaga kesehatan yang sedang hamil. Sementara itu bagi ibu hamil yang beresiko rendah, mengikuti vaksinasi setelah berkonsultasi dengan dokter masing-masing. Dia menjelaskan vaksinasi Covid-19 diberikan ke ibu hamil dengan pengawalan oleh dokter. Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak yang dilakukan oleh bidan terampil. Dia juga menyampaikan dukungan program vaksinasi untuk para ibu-ibu itu. Menurut dia vaksinasi untuk kelompok tersebut dapat semakin mempercepat taraget satu juta vaksinasi setiap harinya. ’’Sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden, bahwa nanti minimun satu hari ada satu juta vaksin yang disuntikkan kepada warga,’’ jelas mantan Mendikbud itu. Muhadjir mengatakan dengan semakin banyak warga yang divaksin, maka dapat segera mencapai herd immunity. Kemarin Juru Bicara kemenkes terkait Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa skema pemberian vaksin masih disusun. Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa BPOM menerbitkan EUA vaksin Sinovac untuk anak usia 12 hingga 17 tahun, Kemenkes merapatkan skema pemberian vaksin. "Ini sedang dimatangkan teknis pelaksanaanya," katanya saat dihubungi Jawa Pos. Selama ini, vaksin diberikan dengan kriteria pekerjaan dan usia lansia. Lalu baru-baru ini, vaksinasi Covid-19 diberikan untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Ikata Dokter Anak Indonesia (IDAI) kemarin mengeluarkam rekomendasi pemberian vaksin Covid-19 untuk anak. Imunisasi untuk anak usia 2 hingga 17 tahun diberikan dosis 3 ug (0,5 ml) dengan penyuntikan intra muskular di otot deltoid lengan atas. Vaksinasi Covid-19 diberikan dua kali dengan jarak satu bulan. Alasan anak usia 12 hingga 17 tahun diberikan vaksin Covid-19 dari Sinovac lantarn jumlah subjek uji klinis memadai. Selain itu, anak umur sekian sudah tingginya mobilitasnya dan ada kemungkinan berkerumun di luar rumah. Selain itu mampu menyatakan keluhan KIPI. Untuk anak umur 3 -11 tahun menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah subjek yang memadai," kata ketua IDAI dr Aman B Pulungan SpA. IDAI tidak menyarankan vaksinasi diberikan pada anak dengan kondisi defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol, dan memiliki penyakit Sindrom Gullian Barre, mielitis transversa, serta acute demyelinating encephalomyelitis. Anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi juga sebaiknya tidak diberikan vaksin. Selain itu pada anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan atau sitostatika berat, demam 37,5 derajat celcius atau lebih, serta baru sembuh dari Covid-19. Mereka yang baru imunisasi lain, sebaiknya diberi jeda satu bulan. Kontraindikasi lainnya hipertensi, diabetes, dan penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali. Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto memastikan stok vaksin sudah mencukupi. Sehingga, percepatan vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, balita, dan anak-anak bisa dilakukan. Airlangga menyebut, berdasarkan informasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), ada sekitar 400.000 bidan yang akan diberdayakan untuk optimalisasi vaksinasi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. ‘’Tentu dengan tambahan bidan ini diharapkan bisa 1 juta (vaksinasi) per hari. Dengan skema memanfaatkan seluruh bidan, maka tentu angka 1,5-2 juta ini bisa tercapai,’’ papar Airlangga. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, ada sekitar 400.000 bidan yang bisa membantu percepatan vaksinasi ibu hamil dan anak. Dari jumlah itu, ada sekitar 250.000 memiliki homebase sebagai tempat kerja, 38.000 mempunyai izin praktik mandiri, sedangkan sisanya merupakan lulusan baru akademi kebidanan. ‘’Masing-masing provinsi sudah memiliki pendidikan bidang sehingga minat tersebar secara merata. Secara teknis kami akan mengikuti arahan Pak Menteri,’’ ucap Hasto.(jawapos)