Kamis, 1 Juni 2023

Masalah Formula E, Popularitas Jeblok Anies Baswedan, Dituding Motif Cyber Army MUI DKI Dibentuk

- Minggu, 21 November 2021 | 17:20 WIB

MANADOPOST.ID - Sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta dipertanyakan. Bukan karena tuntunannya untuk umat Islam di Ibu Kota. Tapi rencana membentuk Cyber Army demi membela Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di dunia maya.   MUI DKI Jakarta pasang badan. Siap melawan pihak-pihak yang menyerang Anies Baswedan. Selain Anies, Cyber Army akan melawan buzzer penyerang ulama. Tentu dengan medan pertarungan di dunia maya.   Jika melihat sejarah berdirinya, MUI bertugas membimbing dan menuntun umat Islam. Memberikan nasihat dan fatwa masalah keagamaan dan kemasyarakatan, menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah.   Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai rencana MUI DKI Jakarta membentuk cyber army demi Anies tidak tepat. Justru cenderung diskriminatif dan kontraproduktif. MUI DKI Jakarta seolah mengaku domba. Melalui Cyber Army, MUI DKI Jakarta terkesan membuat kubu antara Anies dan pihak lain. "Menurut saya lebih baik MUI jangan membuat seperti itu," kata Trubus saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (20/11).   Ada dua kemungkinan penyebab MUI DKI Jakarta ingin membentuk Cyber Army. Pertama, didorong politikus pendukung Anies. Tujuannya bisa saja untuk menaikkan popularitas Anies menjelang Pilpres 2024.   Selama ini, popularitas Anies kalah jauh dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Terlebih, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sedang disorot lantaran ngotot menggelar Formula E di tengah Pandemi Covid-19 yang belum berujung. Masalah penanganan banjir ibu kota pun turut menjadi sorotan sejumlah pihak. Teranyar, DPRD DKI Fraksi PDIP mengkritisi efektivitas sumur resapan. Disebutnya, Anies menghamburkan banyak anggaran di tengah pandemi.   Kemungkinan kedua, MUI DKI Jakarta ingin membalas budi. Setiap tahun, MUI DKI Jakarta mendapat dana hibah sebesar Rp10 miliar dari Pemprov. Angka yang cukup besar.   "Masa jabatan Pak Anies kan sisa setahun ini. Jadi masa injury time dimanfaatkan betul-betul oleh orang-orang yang selama ini menikmati selama Pak Anies menjabat. Makanya disebut politik balas budi," ujarnya.   Menurut Trubus, pembentukan Cyber Army untuk membela Anies tidak akan memberi banyak dampak. Justru membuat masyarakat tidak berempati terhadap MUI DKI Jakarta. "Lebih banyak offside daripada benefitnya," katanya. Terkait hal ini, dibantah Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar. “Kami membentuk pasukan siber karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama,” kata Munahar dikutip dari Antara, Sabtu (20/11/2021).   Munahar menceritakan, pihaknya awalnya melakukan rapat dengan Bidang Infokom MUI DKI Jakarta pada Jumat (11/10/2021). Dalam rapat tersebut dibahas berbagai program sampai perkembangan media sosial yang banyak tersebar informasi terindikasi memecah belah bangsa, terutama umat Islam dan ulama.   Hal itu pula yang kemudian mendasari lahirnya gagasan untuk membentuk semacam Cyber Army. Ia menyatakan, pasukan siber itu merupakan inisiatif MUI DKI untuk melawan informasi hoaks sekaligus upaya membela umat dan ulama. “Melawan informasi hoaks untuk umat Islam dan ulama adalah salah satu tugas MUI, melakukan amar ma’ruf nahi munkar,” katanya.   Mnahar juga mengklaim tidak akan memakai dana hibah Rp10,6 miliar dari Pemprov DKI untuk pembentukan pasukan siber. Dana hibah itu, sambungnya, hanya akan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program kerja serta kegiatan operasional MUI DKI. “Dana hibah hanya untuk melaksanakan program kerja serta operasional MUI, dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, hingga kelurahan,” katanya.   Sebaliknya, Munahar menuding orang yang mengaitkan hibah Rp10,6 miliar dengan pembentukan pasukan siber itu sejatinya tak memahami tugas MUI. (berbagai sumber)  

Editor: Filip Kapantow (ukw: 2989)

Tags

Terkini

Mustahil Pemilu Tanpa Konflik

Jumat, 26 Mei 2023 | 13:51 WIB
X