MANADOPOST.ID--Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi meminta masyarakat tetap tenang dalam menyikapi kasus penolakan masuk Singapura yang dialami Ustad Abdul Somad (UAS). Menurutnya, peristiwa seperti ini bukan hanya menimpa UAS. “Pak Prabowo pernah tidak diijinkan masuk ke Amerika Serikat sewaktu beliau ingin menghadiri kelulusan putranya di Boston pada tahun 2000. Hal serupa juga menimpa mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditolak masuk ke Amerika Serikat tahun 2017. Dan saya kira masih banyak kejadian serupa yang menimpa warga negara Indonesia lainnya,” kata Zainut kepada wartawan, Sabtu (21/5). Atas dasar itu, Zainut meminta kasus UAS tidak dibesar-besarkan. “Yang harus dipahami bahwa petugas imigrasi di berbagai negara termasuk Indonesia memiliki otoritas untuk menolak atau menerima warga asing untuk masuk wilayah suatu negara. Hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan negara tersebut,” imbuhnya. Indonesia sendiri melalui pihak Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Bandara Soekarno Hatta selama tiga bulan terakhir telah melakukan penolakan masuk 234 warga negara Asing (WNA) dari berbagai negara dengan berbagai alasan. Beragam alasan penolakan warga negara asing masuk ke suatu negara selain alasan keimigrasian, misalnya karena masuk dalam daftar cekal, paspor rusak atau palsu, tidak kooperatif, mengganggu ketertiban umum dan lain sebagainya. “Jadi menurut saya masalah pencekalan terhadap UAS meskipun kita ikut prihatin terhadap kejadian tersebut namun sebaiknya kita tetap bersikap proporsional, tidak perlu emosi yang berlebihan, apalagi mengaitkan masalah tersebut dengan intervensi politik negara,” pungkas Zainut. Sebelumnya, Ustad Abdul Somad (UAS) dikabarkan dideportasi dari Singapura pada Senin (16/5) kemarin. Kabar ini sebelumnya diunggah oleh akun Instagram abdulsomadfans. Dalam cuplikan video singkat, UAS terlihat memakai topi dan masker berada di ruangan kecil. “UAS di ruang 1×2 meter seperti penjara di Imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore,” tulis akun IG tersebut. Dalam kesempatan terpisah, UAS membenarkan dirinya dideportasi dari Singapura. Informasi tersebut disampaikan UAS dalam sebuah akun Youtube. “Info saya dideportasi dari Singapura itu sahih, betul, bukan hoaks,” ucap UAS. UAS menjelaskan, dirinya berangkat ke Singapura dalam rangka liburan. Dia berangkat bersama rekan-rekannya yang masing-masing mengajak keluarga dari Batam menuju Singapura, Senin (16/5) kemarin. UAS bersama rekan-rekannya tersebut tiba di Pelabuhan Tanah Merah Singapura sekitar pukul 01.30 WIB. “Sampai di Pelabuhan Tanah Merah jam 1.30 waktu Indonesia, karena jam tidak saya ubah, saya cinta NKRI,” ungkap UAS. Dia menyatakan, hingga kini belum mengetahui alasan dirinya dideportasi dari Singapura. Karena itu, meminta Kedutaan Besar Singapura di Indonesia untuk memberikan penjelasan terkait hal itu. “Itulah yang mereka tak bisa menjelaskan, pegawai imigrasi tak bisa menjelaskan, jadi yang bisa menjelaskan mungkin Ambasador off Singapura in Jakarta, you have to explane to our community’s why did your contry, why your govermenet rejeck us, why your goverment deport us, kenapa, apakah karena teroris? Apakah karena ISIS? apakah karena bawa narkoba, itu musti dijelaskan,” pungkas UAS.(Jawapos)