24.4 C
Manado
Friday, 31 March 2023

Gelorakan Budaya Lokal, SWRF Tampilkan Pentas Musik Oli Asal Kampung Manumpitaeng

MANADOPOST.ID — Sangihe Writers and Readers Festival (SWRF) yang digelar di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah turut menampilkan pentas musik Oli, pada Jumat (22/10) malam.

Musik Oli merupakan musik tradisional Sangihe yang berasal dari Kampung Manumpitaeng Kecamatan Manganitu. Satu-satunya hanya bisa dimainkan oleh masyarakat Manumpitaeng dari generasi ke generasi.

Kapitalaung (kepala kampung) Manumpitaeng Melki Wengke ditemui usai pementasan mengatakan, ditampilkannya musik Oli dalam SWRF tak lain untuk memperkenalkan musik tradisional tersebut kepada peserta maupun pengunjung SWRF.

“Ini merupakan satu-satunya musik yang hanya dimainkan oleh masyarakat Kampung Manumpitaeng. Dan malam ini ada 1 group terdiri dari 10 orang yang tampil didominasi oleh siswa-siswi asal Kampung Manumpitaeng,” kata Wengke.

Baca Juga:  Pembayaran Upah Ribuan Relawan Covid Belum Jelas
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Lanjut dia menjelaskan secara singkat, sejarah musik tradisional yang sudah ada sejak tahun 1900 tersebut, berbahan baku bambu dengan lima alat musik yakni Oli, Sasaheng, Salude Arababu, dan Pansi yang dimainkan dalam satu group di pentas seni musik Oli.

“Masyarakat Kampung Manumpitaeng sampai saat ini masih terus melestarikan musik Oli. Kami bimbing anak-anak sekolah di Kampung untuk berlatih musik ini, karena mereka nantinya yang akan menjadi generasi penerus,” kunci Kapitalaung.

Terpantau, suara khas musik tradisional ini berhasil memukau para peserta maupun pengunjung Sangihe Writers and Readers Festival. (sriwani)

MANADOPOST.ID — Sangihe Writers and Readers Festival (SWRF) yang digelar di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah turut menampilkan pentas musik Oli, pada Jumat (22/10) malam.

Musik Oli merupakan musik tradisional Sangihe yang berasal dari Kampung Manumpitaeng Kecamatan Manganitu. Satu-satunya hanya bisa dimainkan oleh masyarakat Manumpitaeng dari generasi ke generasi.

Kapitalaung (kepala kampung) Manumpitaeng Melki Wengke ditemui usai pementasan mengatakan, ditampilkannya musik Oli dalam SWRF tak lain untuk memperkenalkan musik tradisional tersebut kepada peserta maupun pengunjung SWRF.

“Ini merupakan satu-satunya musik yang hanya dimainkan oleh masyarakat Kampung Manumpitaeng. Dan malam ini ada 1 group terdiri dari 10 orang yang tampil didominasi oleh siswa-siswi asal Kampung Manumpitaeng,” kata Wengke.

Baca Juga:  Manado Post Diundang Lihat Capaian dan Dampak Presidensi G20

Lanjut dia menjelaskan secara singkat, sejarah musik tradisional yang sudah ada sejak tahun 1900 tersebut, berbahan baku bambu dengan lima alat musik yakni Oli, Sasaheng, Salude Arababu, dan Pansi yang dimainkan dalam satu group di pentas seni musik Oli.

“Masyarakat Kampung Manumpitaeng sampai saat ini masih terus melestarikan musik Oli. Kami bimbing anak-anak sekolah di Kampung untuk berlatih musik ini, karena mereka nantinya yang akan menjadi generasi penerus,” kunci Kapitalaung.

Terpantau, suara khas musik tradisional ini berhasil memukau para peserta maupun pengunjung Sangihe Writers and Readers Festival. (sriwani)

Most Read

Artikel Terbaru