27.4 C
Manado
Monday, 27 March 2023

Bisa Bikin Mata Perih, Hujan Abu Vulkanik Ganggu Aktivitas Warga Siau

MANADOPOST.ID – Warga Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) khususnya di Pulau Siau beberapa hari belakangan merasa terganggu munculnya hujan abu vulkanik atau yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “dempelos”.

Hal ini sebagaimana penuturan dari salah satu warga Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur yang enggan namanya dimuat. Menurutnya, dempelos sudah sangat menggangu aktivitas, khususnya ketika berada di luar rumah.

Dari pemantauannya, hujan abu vulkanik yang bertebaran tipis merata terjadi di wilayah Kelurahan Tarorena Kecamatan Siau Timur, bahkan pun di Kecamatan Siau Barat, serta pemukiman yang berada di bawah kaki Gunung Api Karangetang.

“Setahu saya, dempelos memiliki dampak yang negatif yakni akan terasa perih di mata jika abu tersebut langsung masuk ke mata, sedangkan jangka panjang akan mengganggu pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan,” bebernya sembari mengatakan apalagi ketika berada di kendaraan roda dua.

Baca Juga:  Terpantau Visual dari Ondong, Gempa Guguran Gunung Api Karengetang Agak Memanjang
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Kepala Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang Sitaro Yudia Tatipang juga membenarkan terkait adanya abu vulkanik. “Karena adanya letusan Gunung Api makanya ada hujan abu vulkanik. Untuk itu tetap waspada, karena hingga saat ini aktivitas gunung masih sama yakni level III,” jelasnya.

Untuk itu Bupati Evangelian Sasingen mengimbau warga pulau Siau tetap waspada dengan selalu mengenakan masker agar tidak menghirup hujan abu vulkanik dampak letusan Gunung Api Karangetang. “Terutama pengguna sepeda motor, dihimbau agar menggunakan helm tertutup kaca serta selalu menggunakan masker selama di tempat terbuka,” imbau bupati.

Terpantau hingga saat ini, hujan abu vulkanik menampakan abu yang bertebaran dan tampak terlihat di kaca mobil, daun maupun genting rumah penduduk.

Baca Juga:  Dampak Pandemi Covid-19, Bupati Eva Sebut Terjadi Pergeseran Skema Belajar

Hujan abu berwarna putih membuat sejumlah warga terutama pengguna sepeda motor mengenakan masker dan helm tertutup kaca untuk menutupi muka agar abu tidak terhirup. Sementara warga yang tidak memiliki masker menutup hidung dan mulutnya dengan baju yang dikenakannya. (dewi muntia)

MANADOPOST.ID – Warga Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) khususnya di Pulau Siau beberapa hari belakangan merasa terganggu munculnya hujan abu vulkanik atau yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “dempelos”.

Hal ini sebagaimana penuturan dari salah satu warga Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur yang enggan namanya dimuat. Menurutnya, dempelos sudah sangat menggangu aktivitas, khususnya ketika berada di luar rumah.

Dari pemantauannya, hujan abu vulkanik yang bertebaran tipis merata terjadi di wilayah Kelurahan Tarorena Kecamatan Siau Timur, bahkan pun di Kecamatan Siau Barat, serta pemukiman yang berada di bawah kaki Gunung Api Karangetang.

“Setahu saya, dempelos memiliki dampak yang negatif yakni akan terasa perih di mata jika abu tersebut langsung masuk ke mata, sedangkan jangka panjang akan mengganggu pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan,” bebernya sembari mengatakan apalagi ketika berada di kendaraan roda dua.

Baca Juga:  Banjir Lahar di Kampung Bebali Sitaro, Akses Jalan Tertimbun Tumpukan Material

Kepala Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang Sitaro Yudia Tatipang juga membenarkan terkait adanya abu vulkanik. “Karena adanya letusan Gunung Api makanya ada hujan abu vulkanik. Untuk itu tetap waspada, karena hingga saat ini aktivitas gunung masih sama yakni level III,” jelasnya.

Untuk itu Bupati Evangelian Sasingen mengimbau warga pulau Siau tetap waspada dengan selalu mengenakan masker agar tidak menghirup hujan abu vulkanik dampak letusan Gunung Api Karangetang. “Terutama pengguna sepeda motor, dihimbau agar menggunakan helm tertutup kaca serta selalu menggunakan masker selama di tempat terbuka,” imbau bupati.

Terpantau hingga saat ini, hujan abu vulkanik menampakan abu yang bertebaran dan tampak terlihat di kaca mobil, daun maupun genting rumah penduduk.

Baca Juga:  Agustus, Bandara Pihise Diresmikan

Hujan abu berwarna putih membuat sejumlah warga terutama pengguna sepeda motor mengenakan masker dan helm tertutup kaca untuk menutupi muka agar abu tidak terhirup. Sementara warga yang tidak memiliki masker menutup hidung dan mulutnya dengan baju yang dikenakannya. (dewi muntia)

Most Read

Artikel Terbaru