Ditulis oleh: dr Timmy Yonatan Nangoy
MANADOPOST.ID – Empedu adalah organ yang berbentuk kandung yang terletak di posisi belakang mengarah kebawah dari hati, kandung empedu berisi cairan yang mempunyai fungsi dalam pencernaan khususnya mencerna lemak/ kolesterol. Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh proses pembentukan batu yang terjadi di dalam kandung empedu.
Batu yang terbentuk terdapat dua jenis yaitu, batu empedu kolestrol dan batu empedu pigmen. Proses pembentukan batu empedu ini terjadi akibat beberapa faktor resiko atau disebut multifaktorial. Resiko yang dapat menyebabkan pembentukan batu empedu antara lain jenis kelamin, usia, obesitas, fertilitas, kadar kolestrol yang tinggi. Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi juga kemungkinan akan terbentuknya batu empedu.
Faktor resiko yang pertama yaitu jenis kelamin, wanita mempunyai resiko dua kali lipat untuk terbentuknya batu empedu dibandingkan pria, disebabkan karena hormon estrogen pada wanita yang mempengaruhi terbentuknya batu empedu. Kedua, usia diatas 40 tahun dan bertambahnya usia memiliki resiko terbentuknya batu empedu. Ketiga, pada kondisi seseorang wanita yang sudah melahirkan lebih dari satu anak atau disebut multipara. Keempat, kondisi obesitas atau kegemukan yang dihubungkan dengan kadar kolesterol seseorang yang tinggi akan memicu terbentuknya batu empedu, dimana pada kasus batu empedu, jenis yang paling banyak adalah batu empedu kolestrol.
Bagaimana gejala dan komplikasi penyakit batu empedu? Sebagian besar awal dari penyakit ini tidak bergejala. Namun beberapa gejala penyakit batu empedu hampir mirip dengan penyakit maag yaitu rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, dan muntah. Maka dari itu masih banyak masyarakat yang tidak dapat membedakan apakah itu gejala dari maag atau batu empedu. Mari kita bahas lebih detail gejala dari batu empedu, gejala penyakit batu empedu tergantung dari ukuran, bentuk, jumlah, dan lokasi dari batu tersebut.
Gejala utama yaitu nyeri pada perut terutama pada bagian ulu hati dapat menjalar ke perut bagian atas kanan sampai ke punggung, nyeri dapat tiba-tiba muncul terutama setelah makan makanan berlemak. Keluhan lain dapat beserta mual dan muntah. Jika batu tersebut telah menyebabkan komplikasi berupa penyumbatan saluran empedu dapat disertai keluhan kulit menjadi kuning.
Penyumbatan yang diakibatkan dari batu empedu juga dapat menyebabkan infeksi dan peradangan baik dari kandung dan saluran empedu, ataupun pankreas yang akan menimbulkan gejala demam.
Kapan kita harus ke dokter? Jika seseorang mempunyai beberapa faktor resiko dan gejala yang telah dijelaskan sebelumnya, sebaiknya diperiksakan ke dokter spesialis bedah atau penyakit dalam untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selain pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter untuk menilai kondisi pasien, dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah laboratorium dan pemeriksaan radiologi untuk menentukan ukuran, bentuk, jumlah, dan lokasi batu. Bila terkonfirmasi terdapat batu empedu, maka dokter akan menentukan tindakan lanjutan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Lalu bagaimana pengobatan batu empedu dan perlukah dioperasi? Pengobatan untuk batu empedu akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi klinis pasien. Jika terdapat batu empedu dan tidak ada gejala maka akan dilakukan observasi keluhan klinis pasien. Selain itu, dokter akan menilai dari batu empedu, tidak hanya ukuran yang dinilai seberapa besar atau kecil, tetapi dari lokasi dan jumlah dari batu tersebut yang beresiko akan menimbulkan komplikasi, dan jika pasien mempunyai gejala dari batu empedu yang sudah menganggu aktivitas pasien segera diperiksakan ke dokter bedah untuk menilai apakah perlu untuk dilakukan operasi.
Tindakan operasi saat ini sudah banyak berkembang, dapat dilakukan dengan “minimal invasive” yaitu operasi laparoskopi, dengan keuntungan seperti lama perawatan dan pemulihan yang lebih singkat, nyeri pasca bedah lebih minimal, dan luka sayatan di perut lebih kecil. Untuk pemilihan tindakan operasi yang terbaik, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter bedah.
Bagaimana pencegahan yang dapat kita lakukan? Pencegahan difokuskan pada menurunkan faktor risiko yang dapat diubah seperti kontrol berat badan ideal, mengurangi konsumsi makanan tinggi kolestrol, olahraga teratur, konsumsi serat yang cukup dari sayur dan buah, dan konsumsi air putih yang sesuai dengan kebutuhan. Terakhir jika kita mempunyai faktor resiko dan gejala yang sudah dijelaskan sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter. (*)