MANADOPOST.ID—Industri pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) siap bergerak kembali. Meski sempat lesu akibat pandemi Covid-19, kini siap bangkit di era new normal. Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulut sangat siap menaikan kembali pamor pariwisata Sulut, dengan tetap memperbaiki infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mendukung dibukanya kembali sektor pariwisata dengan penerapan protokol kesehatan. "Pariwisata Sulut sejatinya sudah sangat siap menyambut era new normal. Sesuai Peraturan Gubernur nomor 44 tahun 2020, tentang pedoman adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19, tentu industri pariwisata siap dibuka kembali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," sebut Kadispar Sulut, Henry Kaitjily saat bersua dengan Manado Post, Senin (13/7) di Kantornya. Dirinya mengatakan ini wajib didukung pemerintah daerah di 15 kabupaten/kota. "Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur sudah mengeluarkan edaran terkait pedoman kebiasaan baru. Hal ini mesti juga didukung pemerintah kabupaten/kota untuk mempersiapkan industri pariwisata di wilayahnya dengan tetap mengacu pada aturan yang ada," jelasnya. Pria dengan sejuta pengalaman ini juga menyebut, pihaknya akan mulai membuat industri pariwisata Sulut terus menjadi magnet wisatawan lokal dan mancanegara, dengan membangun infrastruktur dan SDM lebih baik. "Infrastruktur di lokasi pariwisata akan kita terus kembangkan diimbangi SDM unggul dan hebat. Hal ini sangat perlu agar wisatawan betah saat berkunjung di Sulut," sebutnya lagi. Terkait pembenahan infrastruktur, Dispar Sulut berkolaborasi dengan Kemenparekraf menghasilkan program Gerakan BISA (Bersih Indah Aman Sehat) dalam pembenahan destinasi wisata. "Program Gerakan Bisa ini akan kita mulai dalam waktu dekat ini di beberapa lokasi wisata. Hal ini akan didukung dengan program Padat Karya Pemprov Sulut yang melibatkan masyarakat setempat dalam setiap pengerjaan pembenahan sekaligus pembersihan destinasi pantai," jelasnya. Diketahui saat ini sektor pariwisata mulai dari restoran, perhotelan, dan lokasi wisata unggulan perlu segera dibuka dengan memberlakukan protokol kesehatan. Sebelumnya Wakil Gubernur Sulut Dra Steven O E Kandouw mengingatkan semua pelaku pariwisata tentang pentingnya kesiapan untuk hidup di tengah keterbatasan. “Untuk itu pemerintah berupaya relaksasi keuangan ke depan format kepariwisataan kita harus dirubah sesuaikan dengan keadaan di jalan. Mau tidak mau secara online semua transaksi kepariwisataan kita harus dijalankan kalau yang baru 10 sampai 15 persen ke depan 90 persen harus online virtual,” tegas Kandouw.(cw-01/gel)