MANADOPOST.ID- Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sulut pembahas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Pendidikan mengundang rapat Aliansi Peduli Pendidikan Selasa (7/3).
Pada rapat tersebut, Aliansi Peduli Pendidikan yang terdiri dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulut, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Sulut, dan Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sulut, menyampaikan berbagai masukan kepada pansus.
Ketua Pansus, Vonny Paat mengatakan, salah satu masukan yang disampaikan yakni terkait historis.
“Masalah latar belakang hystroris memang harus dimasukkan dalam naskah akademik. Saya setuju paparan yang disampaikan,” kata Paat.
Kemudian, berbagai usulan pasal-pasal juga yang disampaikan PGRI, kata Paat, akan diperhatikan pansus dalam pembahasan lanjutan.
“Begitupun dari Badan Akreditasi Nasional, nanti Komisi 4 akan agendakan khusus untuk pertemuan,” ungkap Paat sembari menyampaikan terima kasih.
Dalam rapat tersebut, Ketua PGRI Sulut Star Wowor menyampaikan bahwa kehadiran Aliansi Peduli Pendidikan untuk membantu dan mensupport langsung Pansus DPRD Sulut, serta mewujudkan program Gubernur dan Wakil Gubernur, Olly Dondokambey-Steven Kandouw.
“Ini merupakan panggilan moral, bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami terhadap masalah pendidikan di Sulut,” kata Wowor.
Pihaknya juga mendukung sepenuhnya pansus yang sementara membahas ranperda tersebut, agar perda yang dihasilkan benar-benar bermanfaat bagi pendidikan.
“Terutama bagi anak-cucu kita menuju generasi emas 2045,” ucap Wowor.
Menurutnya, ada sejumlah pasal yang harus diperbaiki dan disempurnakan, serta usulan BAB dan pasal tambahan.
“Sekitar belasan pasal yang harusnya disempurnakan dan dikoreksi. Kami juga sampaikan sekiranya ada tambahan BAB dan pasal baru. Hal ini tentu saja kami sampaikan untuk mensupport langsung pansus yang membahas ranperda,” ungkapnya.
Ketua Harian BMPS Sulut, Drs David Legi dan Wakil Ketua BMPS, Pastor Tanod menyampaikan agar dalam naskah akademis diurai soal latar belakang hystroris.
Dimana, Provinsi Sulut dulunya adalah jawara dan penghasil tokoh-tokoh pendidikan yang diakui secara nasional.
Latar belakang hystroris, menurut dia, harusnya diuraikan dalam naskah akademik. Hal ini, kata dia, sangat krusial. Mengingat Sulut dulunya selalu tampil tiga besar di nasional setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.
Dia juga menyampaikan bahwa sejarah mencatat, Sulut menghasilkan tokoh pendidikan yang berkiprah di pentas nasional dan dunia. Seperti Sam Ratulangi, AA Maramis dan lainnya.
“Banyak sejarah terkait pendidikan di Sulut. Untuk itu kami usulkan hal ini dimasukan dalam naskah akademik,” jelas Legi dan Tanod.
Hadir dalam rapat tersebut sejumlah tokoh pendidikan yang tergabung dalam Aliansi Peduli Pendidikan yakni Dr Meiske Liando, Ketua Biro Perlindungan Profesi dan Penegakkan Kode Etik Guru, Rijan Tolemo, Sekretaris Umum PGRI Provinsi, Rudi Senduk, Wakil Ketua PGRI, Sofyan Lapasau, sekretaris BMPS Sulut dan anggota pengurus PGRI lainnya. (ando)