MANADOPOST.ID – Kegiatan ekspor langsung hasil perikanan khususnya Tuna ke Jepang, yang dilakukan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) saat ini sedang mengalami hambatan. Bahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut sedang mencari solusi akan hal tersebut.
Namun dipastikan Gubernur Sulut Olly Dondokambey (OD), bahwa pihaknya sudah mengundang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) untuk duduk bersama, membahas kegiatan ekspor langsung tersebut. “Berbagai permasalahan memang muncul sehingga berpengaruh terhadap volume dan nilai ekspor perikanan. Saya sudah melakukan pertemuan dengan para eksportir dan pelaku bisnis perikanan yang ada di Sulut. Saya juga sudah berkoordinasi dan membuka koneksi dengan Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono,” tuturnya.
Bahkan diungkapkan Gubernur OD bahwa, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono sudah memberikan respon yang cepat. Bahkan Gubernur OD mengatakan bahwa, undangannya telah diterima Menteri KP untuk datang ke Sulut. “Dalam waktu dekat ini Pak Menteri Kelautan dan Perikanan akan berkunjung ke Sulut. Jadi waktu koordinasi, Pak Menteri menyatakan siap untuk turun langsung ke Sulut, hal ini berkaitan dengan sejumlah permasalahan perikanan. Jika sudah begini, maka solusi terbaik akan segera kita dapatkan. Karena itu saya mintakan kepada pengusaha untuk tetap jalan, jangan berhenti,” jelasnya.
Gubernur OD juga mengatakan bahwa, kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, selain membahas masalah ekspor perikanan juga akan membahas tentang operasional kapal-kapal yang mangkrak. “Menteri berjanji akan ke Manado. Nanti kita diskusikan bersama tentang solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kapal-kapal yang mangkrak akan kita operasionalkan kembali. Jadi aspirasi-aspirasi pengusaha, eskportir serta nelayan dan masyarakat pesisir akan kita sampaikan secara langsung kepada menteri. Ini satu keuntungan dari Sulut yang saat ini dekat dan dipercaya Pemerintah Pusat,” ungkapnya.
Pemprov Sulut juga menurut Gubernur OD, akan menjalin kerja sama dengan Pemprov Maluku. “Tujuannya untuk menambah stok produksi ikan. Terutama untuk memenuhi permintaan ekspor. Ini akan kita lakukan supaya ikan kita bertambah banyak, dan mampu memenuhi permintaan. Dan untuk menyikapi kendala biaya cargo maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh menurunnya volume ekspor, Pemprov Sulut berjanji membantu subsidi dalam hal ekspor. Kalau kurang volume ekspornya, kita bantu subsidi biaya angkutan cargonya. Hal ini berlaku sampai semuanya berjalan normal kembali,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tienneke Adam mengatakan bahwa, turunnya ekspor Sulut ke Jepang, diakibatkan oleh melimpahnya hasil tangkap di negara tersebut. Sehingga permintaan pembelian ikan ke Indonesia berkurang. “Permintaan ekspor ikan yang biasanya sebanyak 2 ton, kini tinggal 200 Kilogram. Hal ini tentu saja tidak sebanding dengan cost cargo maskapai. Pembelian oleh buyer berkurang. Biasanya 2 ton kini hanya 200 kilogram. Bahkan beberapa hari lalu, tidak ada ekspor ikan Tuna ke Jepang. Salah satu upaya adalah membuka market baru. Bisa Osaka, Ohio dan wilayah lainnya,” bebernya.
Adam juga menambahkan bahwa berkurangnya permintaan ekspor tersebut, membuat Pemprov Sulut berusaha mencari buyer di kota lain selain Narita yang ada di Jepang, serta akan mengadakan misi dagang ke Jepang. “Kami akan memperluas jaringan, dengan meningkatkan buyer. Misalkan di Narita sedikit, kita coba ke Ohio, Yokohama dan kota-kota lainnya. Yang pasti kita akan memperluas pasar ekspor hasil perikanan khususnya Tuna dari Sulut. Karena memang upaya peningkatan kegiatan ekspor telah dilakukan. Jadi pasar baru sangatlah penting untuk kita buka,” kuncinya. (Balladewa Setlight)