MANADOPOST.ID— Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut), membuktikan diri memperhatikan nasib petani pekebun.
Dalam waktu dekat, bakal dirilis varietas kelapa bido yang merupakan pengembangan yang telah difokuskan Pemprov Sulut.
Hal ini disampaikan Gubernur Sulut Olly Dondokambey (OD). “Kelapa bido ini sudah ada. Kita sudah akan merilis untuk bibitnya agar petani pekebun bisa mendapatkan kelapa bido ini. Supaya sektor perkebunan kita semakin baik,” tuturnya.
Varietas baru yang sedang digenjot di  Bumi Nyiur Melambai menurut Gubernur OD adalah kelapa bido.”Ini bibit kelapa dalam varietas baru, pendek lebat dan buahnya besar. Saya sudah mulai mencoba menanam kelapa bido ini. Saya ingin cek bagaimana progresnya. Hasilnya memang teruji. Karena itu saya sudah minta dinas terkait agar, menyiapkan banyak bibit. Itu bisa disalurkan kepada kelompok tani. Supaya kelapa bido ini bisa dikembangkan. Jadi saking buah kelapa yang tumbuh tersebut, malah hampir menyentuh tanah, saking pendeknya pohon kelapa tersebut,” terangnya.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Kepala Dinas Perkebunan Daerah Sulut Yeltje Roring mengatakan, kebihan kelapa bido adalah pertumbuhan meningginya lambat dan cepat berbuah dengan ukuran buah besar. Menurutnya, umur mulai berbunga 2 tahun dan sudah bisa dipanen pada umur 3 tahun. Bentuk buah juga sebut Roring seperti telur berukuran besar. Dengan kadar minyak kopra hingga 53,34 persen. Dia mengatakan, jenis kelapa dalam ini sangat bagus untuk dikembangkan di Sulut, mengingat usia kelapa yang ada di masyarakat saat ini sudah tua dan butuh peremajaan.
“Kelapa Bido ini relatif tahan terhadap cengkraman dengan curah hujan 1.000–1.200 mm per tahun. Tapi idealnya kelapa ini ditanam di lahan kering iklim basah pada ketinggian ideal 300 dpl dengan curah hujan > 1.500 – 2000 mm per tahun dengan bulan kering > 6 bulan. Pak Gubernur Olly Dondokambey terus mendorong kita serta pihak terkait untuk memang menyiapkan varietas kelapa dalam untuk dibagikan kepada kelompok tani. Supaya petani kelapa itu bisa beralih kepada kelapa bido. Agar produksi kopra di Sulut juga ikut meningkat,” kuncinya. (ewa/gel)
MANADOPOST.ID— Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut), membuktikan diri memperhatikan nasib petani pekebun.
Dalam waktu dekat, bakal dirilis varietas kelapa bido yang merupakan pengembangan yang telah difokuskan Pemprov Sulut.
Hal ini disampaikan Gubernur Sulut Olly Dondokambey (OD). “Kelapa bido ini sudah ada. Kita sudah akan merilis untuk bibitnya agar petani pekebun bisa mendapatkan kelapa bido ini. Supaya sektor perkebunan kita semakin baik,” tuturnya.
Varietas baru yang sedang digenjot di  Bumi Nyiur Melambai menurut Gubernur OD adalah kelapa bido.”Ini bibit kelapa dalam varietas baru, pendek lebat dan buahnya besar. Saya sudah mulai mencoba menanam kelapa bido ini. Saya ingin cek bagaimana progresnya. Hasilnya memang teruji. Karena itu saya sudah minta dinas terkait agar, menyiapkan banyak bibit. Itu bisa disalurkan kepada kelompok tani. Supaya kelapa bido ini bisa dikembangkan. Jadi saking buah kelapa yang tumbuh tersebut, malah hampir menyentuh tanah, saking pendeknya pohon kelapa tersebut,” terangnya.
Kepala Dinas Perkebunan Daerah Sulut Yeltje Roring mengatakan, kebihan kelapa bido adalah pertumbuhan meningginya lambat dan cepat berbuah dengan ukuran buah besar. Menurutnya, umur mulai berbunga 2 tahun dan sudah bisa dipanen pada umur 3 tahun. Bentuk buah juga sebut Roring seperti telur berukuran besar. Dengan kadar minyak kopra hingga 53,34 persen. Dia mengatakan, jenis kelapa dalam ini sangat bagus untuk dikembangkan di Sulut, mengingat usia kelapa yang ada di masyarakat saat ini sudah tua dan butuh peremajaan.
“Kelapa Bido ini relatif tahan terhadap cengkraman dengan curah hujan 1.000–1.200 mm per tahun. Tapi idealnya kelapa ini ditanam di lahan kering iklim basah pada ketinggian ideal 300 dpl dengan curah hujan > 1.500 – 2000 mm per tahun dengan bulan kering > 6 bulan. Pak Gubernur Olly Dondokambey terus mendorong kita serta pihak terkait untuk memang menyiapkan varietas kelapa dalam untuk dibagikan kepada kelompok tani. Supaya petani kelapa itu bisa beralih kepada kelapa bido. Agar produksi kopra di Sulut juga ikut meningkat,” kuncinya. (ewa/gel)