23.4 C
Manado
Sunday, 2 April 2023

Dr Preysi Siby MPsi Psikolog, Lulusan Terbaik UNTAG Surabaya, Raih Penghargaan Karya Ilmiah Terbaik

MANADOPOST.ID – Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya gelar wisuda ke 126 untuk Sarjana, Magister dan Doktor, pada 25 Februari 2023.

Dalam kegiatan wisuda diberikan piagam penghargaan bagi lulusan terbaik dari masing-masing program studi. Lulusan terbaik didasarkan pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif Tertinggi dari masing-masing prodi.

Lulusan terbaik dari Prodi Profesi Psikologi (S2), yakni Dr Preysi Sherly Siby SE SPsi SPd MSi MPsi. Psikolog yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif 3,81 dan masa studi selama 2 tahun, dengan judul Tesis Persepsi Dukungan Organisasi, Kepuasan Kerja dengan Perilaku Kerja Kontraproduktif pada Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN ) Kota Manado. Bahkan,

Dr Preysi Siby juga telah dikukuhkan dan mengucapkan sumpah/janji sebagai Psikolog pada 23 Februari 2023, sehingga berhak untuk menyandang tambahan gelar yakni MPsi, Psikolog di belakang namanya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Selain itu, juga mendapat penghargaan Karya Ilmiah terbaik pada Prodi Profesi Psikologi (S2), mewakili para lulusan prodi S1 Psikologi, Magister Psikologi dan Psikologi Profesi (S2) untuk menyampaikan pesan dan kesan wakil lulusan.

Juga, dalam wisuda UNTAG Surabaya, Dr Preysi Siby MPsi Psikolog juga mendapat kesempatan menjadi wakil wisudawan wisudawati untuk memberikan kesan dan pesan.

“Suatu kehormatan bagi diri saya jika saya bisa ada dan berdiri di atas stage ini di depan para orang-orang/manusia-manusia hebat yang telah membuktikan peran dan kontribusi kalian dalam dunia akademisi dan memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap terciptanya sejarah. Bahwa pentingnya ilmu pendidikan itu dalam menentukan kredibilitas, nilai dan kualitas diri kita, dimanapun kita berada. Bahkan, sangat berpengaruh untuk seluruh sektor kehidupan, dimana kita akan berinteraksi dan terlebih untuk suatu kredibilitas negara khususnya di RI ini. Terima kasih untuk kalian semua yang telah menjadi panutan dan pengajar yang luar biasa dan yang juga bisa membuat saya termotivasi untuk bisa berjuang sampai di titik ini,” beber Siby.

Baca Juga:  PLN Dorong Peningkatan Konsumsi Listrik Menuju Era Energi Bersih

Lanjutnya, alasan diatas itu yang membuatnya ingin terus memaksimalkan diri dengan menuntut, mendapatkan dan mempelajari ilmu sebanyaknya, karena yakin bahkan telah mengalami bagaimana hasilnya dengan memiliki ilmu yang telah dipelajari selama ini, melalui proses yang tentunya juga tidak dalam waktu yang sebentar. Banyak hal yang telah dilakukan dan berhasil berdampak semua itu, karena adanya ilmu pengetahuan yang didapat dan miliki selama ini.

“Pengorbanan atas waktu, biaya, pertemanan dan keluarga itu semua sudah pasti menjadi resiko dari keputusan yang saya ambil untuk bisa saya sampai ke titik dimana saya saat ini. namun tidak ada yang saya sesali karena saya tahu pasti tujuan saya dan semuanya itu dapat saya atasi walaupun dengan keterbatasan saya. Oleh karena itu, saya juga ingin mengucapkan betapa saya sangat berterima kasih yang tak berujung dan rasa cinta saya kepada seluruh keluarga yang selama ini terus mendukung saya,” ungkapnya.

“Sesungguhnya bagi saya esensi dari apa yang telah saya raih sampai saat ini dengan ilmu pengetahuan yang telah saya miliki, yang juga masih belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan para orang/manusia hebat yang ada di ruangan ini. Esensinya yaitu, saya hanya ingin agar kedepan dengan segala ilmu pengetahuan yang telah saya dapati dan miliki saat ini bisa terus saya bagikan untuk banyak orang dan memberikan dampak yang positif yang bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik,” urainya.

Baca Juga:  Sambut Hari Listrik Nasional ke-77, PLN Sumbangkan 131 Kantong Darah

Karena baginya, tidak ada artinya seluruh ilmu yang telah dimiliki ini, kalau hanya sekedar untuk diri sendiri atau bahkan hanya sekedar teori yang tinggal dalam diri tanpa ada pembuktian yang nyata bagi diri maupun untuk banyak orang. Sehingga, dari perjalanan panjang menggapai ilmu pengetahuan yang dialami hingga saat ini, memberikan suatu pelajaran dan pengertian dan percaya bahwa tidak pernah ada rasa cukup bahkan kata “akhir” dalam mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan, karena pengetahuan itu abadi dan terus berkembang.

“Terakhir, saya berterima kasih untuk kedua orang tua saya khususnya alm papa saya yang sejak kecil dengan cara yang sederhana saya sudah diajarkan apa itu dasar, manfaat, pentingnya dan dampak dari suatu pengetahuan itu bagi seseorang dalam hidupnya. Pengajaran yang sederhana itu adalah kalimat yang disampaikan oleh alm papa kepada saya yaitu Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan,” tegasnya. “Akhirnya, ijinkan saya untuk berbagi sebuah kalimat kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi. Hidup adalah antara petualangan dan keberanian, atau tidak sama sekali. berjalan dengan percaya diri menuju mimpi kita. apa yang kita akan temukan di akhir perjalanan, bukan menjadi takdir yang sudah membuat bangga. Namun, jejak kaki yang terukir indah sepanjang jalan kita ini yang membuat kita bisa seperti sekarang ini ingatlah akan suatu kata proses. Dan, terus memilih untuk menjadi bagian dari dampak bukan saja sekedar teori dengan segala ilmu yang sudah kita miliki,” kuncinya. (*)

MANADOPOST.ID – Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya gelar wisuda ke 126 untuk Sarjana, Magister dan Doktor, pada 25 Februari 2023.

Dalam kegiatan wisuda diberikan piagam penghargaan bagi lulusan terbaik dari masing-masing program studi. Lulusan terbaik didasarkan pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif Tertinggi dari masing-masing prodi.

Lulusan terbaik dari Prodi Profesi Psikologi (S2), yakni Dr Preysi Sherly Siby SE SPsi SPd MSi MPsi. Psikolog yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif 3,81 dan masa studi selama 2 tahun, dengan judul Tesis Persepsi Dukungan Organisasi, Kepuasan Kerja dengan Perilaku Kerja Kontraproduktif pada Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN ) Kota Manado. Bahkan,

Dr Preysi Siby juga telah dikukuhkan dan mengucapkan sumpah/janji sebagai Psikolog pada 23 Februari 2023, sehingga berhak untuk menyandang tambahan gelar yakni MPsi, Psikolog di belakang namanya.

Selain itu, juga mendapat penghargaan Karya Ilmiah terbaik pada Prodi Profesi Psikologi (S2), mewakili para lulusan prodi S1 Psikologi, Magister Psikologi dan Psikologi Profesi (S2) untuk menyampaikan pesan dan kesan wakil lulusan.

Juga, dalam wisuda UNTAG Surabaya, Dr Preysi Siby MPsi Psikolog juga mendapat kesempatan menjadi wakil wisudawan wisudawati untuk memberikan kesan dan pesan.

“Suatu kehormatan bagi diri saya jika saya bisa ada dan berdiri di atas stage ini di depan para orang-orang/manusia-manusia hebat yang telah membuktikan peran dan kontribusi kalian dalam dunia akademisi dan memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap terciptanya sejarah. Bahwa pentingnya ilmu pendidikan itu dalam menentukan kredibilitas, nilai dan kualitas diri kita, dimanapun kita berada. Bahkan, sangat berpengaruh untuk seluruh sektor kehidupan, dimana kita akan berinteraksi dan terlebih untuk suatu kredibilitas negara khususnya di RI ini. Terima kasih untuk kalian semua yang telah menjadi panutan dan pengajar yang luar biasa dan yang juga bisa membuat saya termotivasi untuk bisa berjuang sampai di titik ini,” beber Siby.

Baca Juga:  Pengelolaan Retribusi Daerah Diseriusi

Lanjutnya, alasan diatas itu yang membuatnya ingin terus memaksimalkan diri dengan menuntut, mendapatkan dan mempelajari ilmu sebanyaknya, karena yakin bahkan telah mengalami bagaimana hasilnya dengan memiliki ilmu yang telah dipelajari selama ini, melalui proses yang tentunya juga tidak dalam waktu yang sebentar. Banyak hal yang telah dilakukan dan berhasil berdampak semua itu, karena adanya ilmu pengetahuan yang didapat dan miliki selama ini.

“Pengorbanan atas waktu, biaya, pertemanan dan keluarga itu semua sudah pasti menjadi resiko dari keputusan yang saya ambil untuk bisa saya sampai ke titik dimana saya saat ini. namun tidak ada yang saya sesali karena saya tahu pasti tujuan saya dan semuanya itu dapat saya atasi walaupun dengan keterbatasan saya. Oleh karena itu, saya juga ingin mengucapkan betapa saya sangat berterima kasih yang tak berujung dan rasa cinta saya kepada seluruh keluarga yang selama ini terus mendukung saya,” ungkapnya.

“Sesungguhnya bagi saya esensi dari apa yang telah saya raih sampai saat ini dengan ilmu pengetahuan yang telah saya miliki, yang juga masih belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan para orang/manusia hebat yang ada di ruangan ini. Esensinya yaitu, saya hanya ingin agar kedepan dengan segala ilmu pengetahuan yang telah saya dapati dan miliki saat ini bisa terus saya bagikan untuk banyak orang dan memberikan dampak yang positif yang bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik,” urainya.

Baca Juga:  Dapat WTP, Ini Catatan BPK-RI untuk OD-SK, Ada Soal BOS

Karena baginya, tidak ada artinya seluruh ilmu yang telah dimiliki ini, kalau hanya sekedar untuk diri sendiri atau bahkan hanya sekedar teori yang tinggal dalam diri tanpa ada pembuktian yang nyata bagi diri maupun untuk banyak orang. Sehingga, dari perjalanan panjang menggapai ilmu pengetahuan yang dialami hingga saat ini, memberikan suatu pelajaran dan pengertian dan percaya bahwa tidak pernah ada rasa cukup bahkan kata “akhir” dalam mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan, karena pengetahuan itu abadi dan terus berkembang.

“Terakhir, saya berterima kasih untuk kedua orang tua saya khususnya alm papa saya yang sejak kecil dengan cara yang sederhana saya sudah diajarkan apa itu dasar, manfaat, pentingnya dan dampak dari suatu pengetahuan itu bagi seseorang dalam hidupnya. Pengajaran yang sederhana itu adalah kalimat yang disampaikan oleh alm papa kepada saya yaitu Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan,” tegasnya. “Akhirnya, ijinkan saya untuk berbagi sebuah kalimat kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi. Hidup adalah antara petualangan dan keberanian, atau tidak sama sekali. berjalan dengan percaya diri menuju mimpi kita. apa yang kita akan temukan di akhir perjalanan, bukan menjadi takdir yang sudah membuat bangga. Namun, jejak kaki yang terukir indah sepanjang jalan kita ini yang membuat kita bisa seperti sekarang ini ingatlah akan suatu kata proses. Dan, terus memilih untuk menjadi bagian dari dampak bukan saja sekedar teori dengan segala ilmu yang sudah kita miliki,” kuncinya. (*)

Most Read

Artikel Terbaru