32.4 C
Manado
Sunday, 26 March 2023

8.350 Kilogram Cadangan Pangan Diguyur ke Minahasa-Talaud

MANADOPOST.ID- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) kembali mengguyur bantuan cadangan pangan. Kali ini Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Kepulauan Talaud yang menerima bantuan cadangan pangan.

Total cadangan pangan yang saat ini diguyur Pemprov Sulut sebanyak 8.350 kilogram. Yang terbagi mulai dari Kabupaten Minahasa menerima 4.100 kilogram beras dan Kabupaten Kepulauan Talaud 4.250 kilogram beras.

Diketahui bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir di Kelurahan Papakelan, Kabupaten Minahasa dan Gelombang Tinggi di Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud.

Dalam momentum tersebut, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw menegaskan , pemerintah dan instansi terkait perlu membuat road map mitigasi bencana, sementara masyarakat patut pula menyediakan stok pangan agar terhindar dari kekurangan pangan saat bencana tiba.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Menurut Wagub Kandouw, baik pemerintah atau instansi terkait maupun masyarakat, patutlah membuat sebuah rencana antisipasi menghadapi kondisi cuaca yang ada berupa road map mitigasi. Karena Sulut secara geografis berada di ring fire, dimana terdapat bencana yang disebabkan gunung berapi, banjir, tanah longsor, gelombang tinggi, tsunami, angin kencang dan gempa bumi.

Baca Juga:  Di depan Peserta Pelsis Gubernur OD Nostalgia Masa Kecil

“Karena itu, kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus siap. Kita harus beradaptasi dengan situasi ini. Harus ada mitigasi dengan keadaan. Pak Gubernur selalu sampaikan, kita harus ramah dengan lingkungan,” sebutnya.

Wagub Kandouw menjelaskan bahwa, untuk masalah banjir di Papakelan, Tondano, hal itu terjadi disebabkan deforestasi atau penghilangan hutan yang besar-besaran. Tidak saja itu, maraknya penambangan liar, baik emas maupun galian batuan, menjadi penyebab terjadinya banjir baik di Minahasa maupun di daerah lain.

“Kita memang harus mendorong pembangunan. Tetapi kita jangan lupa bahwa pembangunan harus ramah dengan lingkungan. Jangan merusak lingkungan dan daerah tangkapan air. Untuk di Talaud, perlu ada road map mitigasi. Untung kita punya Bulog yang memiliki cadangan pangan. Kita sebagai masyarakat juga harus siapkan cadangan pangan,” jelasnya.

Baca Juga:  Masih Soal Anjungan TMII, Stella Runtuwene: Saya Kecewa

Wagub Kandouw pun memberi contoh ketersediaan pangan yang dilakukan masyarakat Jepang. Untuk itu, Wagub Kandouw berharap masyarakat tidak hanya terpaku pada ketersediaan beras, akan tetapi menyiapkan pangan lainnya, seperti ubi.

Sementara untuk bantuan beras cadangan pemerintah Sulut bagi masyarakat pasca bencana dari Gudang Bulog, Wagub Kandouw menjelaskan, bahwa hal itu merupakan wujud dari kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat.

“Bantuan ini merupakan implementasi bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat. Meskipun dari segi kuantitas tidak banyak, tapi ini sebagai bentuk perhatian pemerintah. Apresiasi kepada Bulog yang membantu dalam hal ketahanan pangan,” tandasnya. (ewa)

MANADOPOST.ID- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) kembali mengguyur bantuan cadangan pangan. Kali ini Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Kepulauan Talaud yang menerima bantuan cadangan pangan.

Total cadangan pangan yang saat ini diguyur Pemprov Sulut sebanyak 8.350 kilogram. Yang terbagi mulai dari Kabupaten Minahasa menerima 4.100 kilogram beras dan Kabupaten Kepulauan Talaud 4.250 kilogram beras.

Diketahui bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir di Kelurahan Papakelan, Kabupaten Minahasa dan Gelombang Tinggi di Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud.

Dalam momentum tersebut, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw menegaskan , pemerintah dan instansi terkait perlu membuat road map mitigasi bencana, sementara masyarakat patut pula menyediakan stok pangan agar terhindar dari kekurangan pangan saat bencana tiba.

Menurut Wagub Kandouw, baik pemerintah atau instansi terkait maupun masyarakat, patutlah membuat sebuah rencana antisipasi menghadapi kondisi cuaca yang ada berupa road map mitigasi. Karena Sulut secara geografis berada di ring fire, dimana terdapat bencana yang disebabkan gunung berapi, banjir, tanah longsor, gelombang tinggi, tsunami, angin kencang dan gempa bumi.

Baca Juga:  Dukung Pariwisata Balawista Sulut Rancang Iven Nasional

“Karena itu, kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus siap. Kita harus beradaptasi dengan situasi ini. Harus ada mitigasi dengan keadaan. Pak Gubernur selalu sampaikan, kita harus ramah dengan lingkungan,” sebutnya.

Wagub Kandouw menjelaskan bahwa, untuk masalah banjir di Papakelan, Tondano, hal itu terjadi disebabkan deforestasi atau penghilangan hutan yang besar-besaran. Tidak saja itu, maraknya penambangan liar, baik emas maupun galian batuan, menjadi penyebab terjadinya banjir baik di Minahasa maupun di daerah lain.

“Kita memang harus mendorong pembangunan. Tetapi kita jangan lupa bahwa pembangunan harus ramah dengan lingkungan. Jangan merusak lingkungan dan daerah tangkapan air. Untuk di Talaud, perlu ada road map mitigasi. Untung kita punya Bulog yang memiliki cadangan pangan. Kita sebagai masyarakat juga harus siapkan cadangan pangan,” jelasnya.

Baca Juga:  Sulut Targetkan 1,2 Juta Penduduk Segera Divaksin

Wagub Kandouw pun memberi contoh ketersediaan pangan yang dilakukan masyarakat Jepang. Untuk itu, Wagub Kandouw berharap masyarakat tidak hanya terpaku pada ketersediaan beras, akan tetapi menyiapkan pangan lainnya, seperti ubi.

Sementara untuk bantuan beras cadangan pemerintah Sulut bagi masyarakat pasca bencana dari Gudang Bulog, Wagub Kandouw menjelaskan, bahwa hal itu merupakan wujud dari kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat.

“Bantuan ini merupakan implementasi bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat. Meskipun dari segi kuantitas tidak banyak, tapi ini sebagai bentuk perhatian pemerintah. Apresiasi kepada Bulog yang membantu dalam hal ketahanan pangan,” tandasnya. (ewa)

Most Read

Artikel Terbaru