Senin, 5 Juni 2023

Kawal Ekspektasi Inflasi & Digitalisasi Sistem Pembayaran, BI Komunikasi Kebijakan ke Pemuka Agama

- Selasa, 21 Maret 2023 | 19:47 WIB

MANADOPOST.ID—  Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi  Sulawesi Utara (KPWBI Prov Sulut), bersinergi Badan Kerja Sama Antar Umat Agama (BKSAUA) Manado, Selasa (21/3) menggelar Komunikasi Kebijakan kepada sekira 1.200 Pemuka/Tokoh Lintas Agama di Kantor Wali Kota Manado.

Dibuka Deputi Kepala Perwakilan BI Prov. Sulut Marwadi dan Wali Kota Manado Andrei Angouw,  fokus kegiatan ini berupa pemaparan Kebanksentralan dan Outlook Perekonomian Sulawesi Utara Tahun 2023 Bapak Fernando R Butarbutar, Deputi Kepala Perwakilan BI Prov. Sulut.

Selain itu, juga dilengkapi dengan pemaparan tentang Cinta Bangga Paham Rupiah dan Ouick Response Code Indonesian Standard (ORIS) yang dibawakan oleh Tim Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPwBI Prov. Sulawesi Utara.

Dalam pemaparan terkait Kebanksentralan, disampaikan fungsi Bank Indonesia yang dirangkum dalam 3 hal, yaitu mengelola stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka menjaga kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari inflasi dan nilai tukar.

Selanjutnya, dalam pemaparan tentang Outlook Perekonomian, disampaikan bahwa Bank Indonesia optimis perekonomian Sulawesi Utara akan tumbuh positif di tahun 2023.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut mengimbau agar para pemuka agama dapat menyampaikan kepada umat untuk tidak khawatir terhadap gejolak ekonomi global yang sedang terjadi. Peserta sosialisasi diimbau agar tidak melakukan panic buying yang dapat membuat kelangkaan bahan makanan di Kota Manado sehingga meningkatkan inflasi pangan.

Dalam pemaparan tentang Cinta Bangga Paham Rupiah serta ORIS, Bank Indonesia mengajak agar masyarakat dapat mewujudkan kecintaan terhadap Rupiah dengan cara mengenali karakteristik dan desain uang Rupiah, memperlakukan Rupiah dengan baik, serta menjaga uang Rupiah dari segala kejahatan pemalsuan. Dengan melakukan aktivitas 5J (Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distaples, Jangan Dibasahi, Jangan Diremas), artinya sudah turut menjaga uang rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara.

Pada kegiatan tersebut juga disampaikan penjelasan terkait kanal pembayaran QRIS dan cara penggunaannya. Dengan menggunakan QRIS, masyarakat selaku pembeli barang/jasa akan lebih mudah dalam melakukan pembayaran sebab lebih cepat, pengeluaran tercatat oleh sistem, efisien tanpa uang kembalian, bebas biaya, lebih higienis tanpa kontak fisik, aman serta terlindungi sebab diawasi oleh Bank Indonesia.

Adapun bagi para pedagang (merchant) atau penyedia barang/jasa, penggunaan QRIS akan memberikan manfaat berupa kemudahan pencatatan transaksi, kemudahan dalam membangun credit profile, tidak memerlukan uang kembalian dan bebas dari risiko pencurian dan pemalsuan uang. Dan sebagai penutup, turut disampaikan kepada para pemuka agama bahwa Bank Indonesia memberikan asistensi bagi tempat ibadah yang ingin menggunakan ORIS dalam pengelolaan keuangan organisasi rohani yang bersangkutan.

Sementara itu, Wali Kota Andrei Angouw mengatakan, Manado harus menjadi contoh rukunnya kehidupan antar umat beragama. Angouw juga memberikan apresiasi kepada para pemuka agama atas kerukunan yang selama ini terjalin sehingga Kota Manado disebut sebagai Laboratorium dan Taman Sari umat beragama di Indonesia oleh Menko Polhukam RI Prof Dr Mahfud MD, dalam sebuah acara yang belum lama ini juga diselenggarakan di Manado.(*)

Editor: Tanya Rompas

Tags

Terkini

Pemprov Sulut Raih 3 Kategori Penghargaan BKN

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:29 WIB

Hebat! Tomohon Paling Rendah Stunting se-Sulut

Selasa, 30 Mei 2023 | 01:27 WIB
X