MANADOPOST.ID- Di acara puncak Dies Natalis ke-37 Universitas Terbuka (UT), Sabtu (4/9) pekan lalu, Rektor UT Ojat Darojat, menerima tiga piagam rekor MURI.
Yakni kategori Perguruan Tinggi dengan alumni terbanyak, Perguruan Tinggi dengan jangkauan layanan terluas, dan Perguruan Tinggi dengan lulusan terbanyak yang lulus CPNS formasi 2019.
Pencapaian tersebut tak lepas dari sumbangsi dari 39 kantor cabang Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ). UPBJJ UT Manado pun turut memberikan kontribusi dalam pencapaian tersebut. Tercatat Alumni UT Manado sejak berdirinya UT, sudah ada 10.985 alumni, 9.900 sudah menjadi PNS dan ASN PGSD-PGPAUD, Polri 7 orang, Wiraswasta 30 orang, Swasta 118 orang, Bekerja 775 orang, dan tidak bekerja 155 orang.
“Jangkauan layanan mahasiswa terluas juga Manado turut berperan apalagi UPBJJ UT Manado ini paling pinggir paling utara. UT Manado lah yang menjangkau daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh daerah lain, seperti daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dan kepulauan,” ujar Direktur UT Manado Dr Ir Ida Zubaidah MA.
Meskipun tidak ada data terperinci mengenai berapa lulusan PNS tahun 2019 yang dari Manado, tapi pihaknya rasa kontribusinya itu juga banyak. “Dalam artian hampir seluruh UPBJJ mempunyai kontribusi yang sama, dan pencapaian ini adalah sumbangan dari semua UPBJJ UT. Karena sebenarnya tidak ada perbedaan antara UPBJJ yang satu dengan yang lain. Intinya kami ini adalah unit pelaksana, jadi kita melaksanakan semua yang menjadi programnya UT,” terangnya.
Ia menuturkan sekarang ini banyak hal yang dilakukan untuk memastikan atau mendeglarasikan kalau UT adalah cyber university. “Dimana hampir semua kegiatan itu bisa dilakukan secara digital dan online. Kemudian juga ada program yang dipelopori UT, yakni Indonesia Cyber Education (ICE) Institute, yang merupakan gabungan dari banyak universitas terbesar, seperti UI, UGM, IPB, Binus dan lainnya. Jadi mahasiswa yang kuliah di UT, misalnya bisa mengambil mata kuliah di UGM tanpa harus menjadi mahasiswa di UGM atau ditempat lain, begitu juga sebaliknya,” contohnya.
Menurut Zubaidah, perluasan layanan dan kontribusi UT ditengah pandemi cukup terlihat jelas. Sekarang ini semua serba online, ujian, bantuan belajar, bahkan kuliah tatap muka pun dialihkan ke webinar online, dan lain sebagainya itu adalah penyesuaian kemajuan selama pandemi Covid-19. “Semuanya itu bisa kami lakukan walaupun nanti setelah pandemi mungkin ada sifatnya tatap muka tetapi bukan berarti kami meninggalkan yang sudah kita rintis selama pandemi,” katanya.
Terkait, upaya untuk menarik minat masyarakat untuk berkuliah di UT, ia mengatakan karakter tiap daerah itu berbeda untuk meningkatkan minat belajar masyarakat, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 tidak memungkinkan untuk sosialisasi secara terbuka dan melakukan kunjungan ke sekolah. Serta keinginan masyarakat akan suatu hal itu begitu khas.
Untuk UT Manado, pihaknya memanfaatkan media sosial yang dianggap efektif untuk sosialisasi, seperti Youtobe, Instagram, Facebook, dan billboard, serta media massa.
Setelah dicoba hasilnya cukup baik, buktinya mahasiswa aktif sekarang sekitar 6.617, masing-masing PNS dan PNS (PGSD dan PAUD) 3501, Bekerja 555, POLRI 300, Swasta 883, Tidak bekerja 1097, TNI 2, dan Wiraswasta 279 orang.
“Kami juga membuat segala sesuatu secara online, semua berkas persyaratan mahasiswa bisa di upload di aplikasi sehingga calon mahasiswa tidak perlu datang ke kantor untuk mendaftar dan mengantar berkas fisik.
Tetapi buat mereka yang terbatas dengan akses internet dan lain sebagainya, bisa datang ke kantor dan akan dilayani dengan fasilitas yang telah disediakan UT untuk mendaftar. Intinya siapapun bisa kuliah di UT selama ia punya keinginan dan motivasi pasti bisa, syaratnya hanya memiliki ijazah SLTA dan berkas pendukung lainnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Rektor UT, Ojat Darojat, mengatakan UT berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa hingga 1 juta orang. Apalagi angka partisipasi kuliah pendidikan tinggi di Indonesia masih jauh dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Oleh karena itu, UT dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan APK PT (angka partisipasi kasar pendidikan tinggi) yang baru 34,58 persen, karena UT itu tidak terbatas tempat atau ruang kelas.
Dikatakannya, untuk mencapai target tersebut, inovasi kembali menjadi kunci utama. Mulai dari bahan ajaran dan strategi-strategi lainnya dirancang untuk seramah mungkin bagi generasi muda.
Presiden RI, Joko Widodo, menuturkan UT sudah memiliki pondasi yang kuat dalam memanfaatkan digital learning. Pondasi ini harus terus dikembangkan untuk memfasilitasi penguasaan mahasiswa dan para dosen terhadap industri teknologi masa depan, juga memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi di berbagai bidang termasuk dinamika di dunia usaha dan di dunia industri.
“Akses pendidikan tinggi yang semakin luas harus diwujudkan. Semangat mencerdaskan anak bangsa harus selalu jadi semangat UT. Hadirkan pendidikan berkualitas tanpa batas,” pesan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.(*)