“Yosua melakukan perbuatan keji. Dia memerkosa, menganiaya saya. Dia mengancaman akan membunuh saya jika ada orang lain yang mengetahui apa yang ia lakukan,” ucap Putri.
“Saya tidak tahu harus bagaimana sebenarnya. Waktu itu pun ada psikolog tapi saya juga tidak berani menceritakannya. Karena bagi saya ini adalah aib yang membuat malu,” imbuhnya.
Rosti mengaku telah bersusah payah membesarkan Yosua dari kecil hingga berhasil menjadi anggota Polri. Rosti menilai anaknya tersebut terkenal patuh dan baik hati kepada keluarga maupun orang lain.
Rosti menceritakan, Yosua terakhir pulang ke Jambi saat tahun baru 2022. Sedangkan untuk komunikasi terjadi pada 8 Juli 2022, sebelum ada kabar Yosua tewas.
Richard awalnya sedang duduk di sebelah kuasa hukumnya. Saat orang tua Yosua memasuki ruang sidang, mantan anggota Brimob itu langsung menghampirinya untuk bersalaman dan berlutut.
“Ini masalah harga diri, percuma punya jabatan dan pangkat bintang dua kalau harkat dan martabat serta kehormatan keluarga hancur karena kelakuan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat,” kata Sambo dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (19/10).
Arman pun mengklaim, aksi spontan yang dilakukan Ferdy Sambo melakukan penembakan ke dinding karena berpikir untuk melindungi dan menyelamatkan Richard Eliezer dari tuduhan pembunuhan.
”Semua yang saya lakukan ini adalah karena kecintaan saya pada istri. Saya tidak tahu bagaimana membahasakan perasaan, emosi, dan amarah yang memuncak setelah mendengar informasi tentang perbuatan yang dialami istri saya. Kabar yang sangat menyesakkan hati saya sebagai seorang suami,” bunyi pesan itu dikutip dari keterangan resmi tim kuasa hukum Sambo.
Putri sempat melontarkan sedikit pernyataan. Salah satunya dia mengaku ikhlas jika harus ditahan setelah beberapa saat mendapat penangguhan. “Saya ikhlas diperlakukan seperti ini,” kata Putri di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/9).