Kecenderungan varian Omicron sebelumnya untuk lebih memilih menginfeksi jaringan non-paru mungkin menjadi salah satu alasan infeksi cenderung lebih ringan pada kebanyakan orang. Namun, kedua subvarian ini diyakini lebih menular.
Kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional GISAID. Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix, menurut Reuters.
Varian yang lebih baru, seperti Omicron asli, memiliki banyak mutasi termasuk sekitar 20 di wilayah yang ditargetkan oleh sebagian besar vaksinasi Covid-19.
Ryan juga menjelaskan bahwa kemungkinan besar Omicron tidak bisa menerobos sepenuhnya perlindungan yang diberikan oleh vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
Seorang dokter di Afrika Selatan dr. Angelique Coetzee, dari klinik swasta di Pretoria, merawat pasien dengan varian Omicron. Sang dokter mengatakan gejala pada pasien tidak biasa.
Salah satu teori mengapa kasus varian Delta menurun tiba-tiba, adalah bahwa mutasi yang berkelanjutan telah membuatnya gagal secara efektif. Sejatinya virus memang terus bermutasi.
Varian virus itu juga dikhawatirkan bisa memicu gelombang infeksi di berbagai negara. Juga gelombang infeksi ketiga di Indonesia setelah gelombang kedua varian Delta yang sangat mematikan pada periode Juni–Juli lalu.