Israel akan membangun Jalur Gaza, Palestina, menjadi lebih baik. Israel pun membeberkan berbagai rencana pembangunan itu sebagai upaya untuk membungkam kelompok Hamas agar tak terus berulah.
Israel dan Palestina kembali memanas. Pasalnya Israel kembali melakukan serangan udara ke Gaza, Palestina, Sabtu (7/8/2021) pagi waktu setempat. Jet tempur IDF Israel menyerang kompleks yang disebut sebagai pangkalan Hamas.
Sebanyak 80 pejuang Hamas tewas dan dikuburkan di Terowongan Gaza. Hamas terkecoh dengan tipuan Israel, yang mengira tentara Israel akan melakukan invasi darat, minggu lalu.
Dilansir dari Mirror, Hamas sendiri kena 'prank", dengan mengirim pasukan tempur besar ke bawah tanah ketika pasukan pertahanan Israel men-tweet bahwa operasi udara dan darat sedang berlangsung.
Konflik antara Israel dan Hamas Palestina, membuat salah satu pendiri Hamas
Mahmoud Zahar angkat bicara. Zahar menegaskan, Hamas bakal terus memerangi pendudukan Israel di wilayah Palestina. Hanya saja, Zahar enggan untuk memusuhi Kaum Yahudi. "Kami tidak menentang orang Yahudi karena orang Yahudi tinggal di daerah ini selama berabad-abad. Saya berbicara tentang pendudukan," tegas Zahar dilansir dari SkyNews,
dalam sebuah wawancara eksklusif dengan SkyNews, Senin (24/5/2021).
Roket Hamas banyak tidak tepat sasaran ke Israel. Menurut Israel Defence Forces (IDF), sekira 4.360 roket dan mortir yang diluncurkan benar-benar melintasi wilayah Israel, sementara 680 jatuh dari perbatasan di dalam Gaza dan 280 lainnya mendarat di laut. Selain dihadang Iron Dome (Kubah Besi, red), pihak Israel sudah menyabotase Roket Teroris Hamas. Mossad (Badan Intelijen Israel, red) untuk operasi luar negeri, mengklaim telah menyabotase ratusan roket yang digunakan Hamas di Gaza, Palestina, untuk berperang, beberapa hari lalu.
Ketegangan antara Israel-Palestina yang memanas dalam sepekan terakhir pernah disorot Presiden Keempat Almarhum Abdurrahmman Wahid alias Gus Dur.
Dalam sebuah video lawas yang kembali viral di media sosial, mantan Ketua PBNU ini dalam ceramahnya menegaskan konflik kedua negara itu tak sepenuhnya salah Israel, yang selama ini dipahami sebagian warga Indonesia.