“Apa yang ditakuti oleh dunia saat ini? Bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan, yang ditakuti semua negara adalah perubahan iklim,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3).
“Varian ini menyebabkan beberapa kekhawatiran di luar negeri bersama dengan beberapa varian lainnya,” kata Profesor Michael Baker seperti dilansir dari NewsHub
“Kalau untuk Indonesia, saya kira kita harus hati-hati, tetap harus waspada, tidak usah harus tergesa-gesa, tidak usah harus segera menyatakan bahwa pandemi itu sudah selesai,” kata Jokowi di Gerbang Tol Gabus, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (20/9).
“Pandemi belum usai. Namun terkendali. Artinya virus Covid-19 masih bersikulasi dan begitu dekat di sekitar kita. Selama ini saya berusaha sekuat tenaga patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan namun tetap bisa tertular,” katanya.
Saat berbicara kepada kantor berita lokal El Diario, salah satu orang terkaya di dunia ini memprediksi tentang pandemi berikutnya yang akan terjadi. Dia juga mengatakan ada kemungkinan salah satunya akan terjadi secara alami dalam dua dekade mendatang atau 20 tahun lagi dari sekarang.
Menurutnya, situasi hepatitis akut yang terjadi di dunia saat ini tidak mengancam begitu banyak yang menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi terganggu. “Tapi tetap perlu kita waspadai karena WHO menyatakan sebagai penyakit yang berpotensi mencapai kejadian yang luar biasa,” tuturnya.
Penanganan pandemi Covid-19 terus dilakukan. Dengan kompaknya, stakeholders terkait juga partisipasi masyarakat memberi diri melakukan vaksinasi, membuat pengendalian pandemi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan progress sangat baik.
Ada beberapa hal yang menjadi indikator bahwa Indonesia atau negara lainnya bersiap menuju endemi. Selain jumlah kasus yang terus turun, ada berbagai faktor lainnya.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengaku kondisi pandemi Covid-19 konsisten membaik memasuki pekan pertama Ramadhan 2022.
Langkah respons pemerintah Indonesia selanjutnya adalah melakukan refocusing anggaran. Menghadapi situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian, fleksibilitas anggaran menjadi hal penting dalam mengakomodasi kebutuhan belanja negara terhadap penanganan Covid-19.