Katanya rumah disini habis, terus ada sengketa tanah disini. Sehingga tadi disarankan untuk ada rumah semi permanen. Tapi Pak Wawali menyampaikan itu bisa direlokasi, karena sudah ada rumah untuk relokasi. Sehingga saya sampaikan untuk dipindahkan saja.
Hanya kita tidak bisa 100 persen mencegah banjir, karena fungsi bendungan cuma mereduksi banjir 25 persen. Adapun situasi di hilir Kota Manado, intensitas curah hujannya itu 300 milimeter artinya curah hujannya sangat ekstrim. Sedangkan dihulu hanya 30 millimeter. Dengan demikian, meski pintu air sudah ditutup, namun air itu tidak hanya dari Sungai Tondano. Tapi juga masuk dari permukiman, sumbatan-sumbatan drainase bahkan air sungai juga meluap dari sungai dan anak sungai lainnya seperti Mahawu dan Bailang.
Jalan ini sebelumnya banyak terjadi kecelakaan. Mobil pernah masuk ke saluran air, kecelakaan pengendara motor akibat masuk dilubang jalan rusak, dan banyak juga yang jatuh di lubang pada jalan rusak itu.
Kelihatannya pembangunan belum 100 persen. Jadi harapannya agar pemerintah dan pihak kontraktor dapat segera menyelesaikan sisa pekerjaan di area Pasar. Karena masih banyak puing puing sisa bangunan lama yang ada dilokasi ini.
Jadi masyarakat yang tidak setuju, akan kita akomodir. Harapan kita supaya masyarakat bisa membantu pemerintah dalam pembangunan bangunan pengendali banjir. Jadi diharapkan semua masyarakat di bantaran Sungai di Kota Manado, baik di Sungai Tikala, Tondano dan juga Sario semuanya bisa setuju untuk ganti untung agar Manado bisa bebas banjir.
Karena masyarakat Kota Manado khususnya, sudah beberapa kali terkena dampak banjir. Sehingga kami butuh partisipasi masyarakat agar bapak ibu merelakan tanahnya untuk dijadikan bangunan pengendali banjir. Tentunya, pembangunan proyek ini demi kepentingan umum. Sehingga nantinya konsep proyek ini ke depan, Kota Manado akan benar-benar menjadi water front city.