MANADOPOST.ID—Umat Kristen belum akan melaksanakan ibadah fisik di gereja-gereja dalam waktu dekat. Namun, organisasi gereja mempersiapkan berbagai hal jelang penerapan kembali ibadah bersama di Gereja.
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus Heri Wibowo menyampaikan bahwa gereja katolik sangat serius dalam menyikapi disiplin protokol tersebut. Menurutnya, Organisasi gereja telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
Heri mengungkapkan, secara nasional, 57 persen dari 37 keuskupan yang tersebar di 34 provinsi belum mengadakan ibadah fisik, dalam arti di gereja, tetapi masih live streaming, masih online.
“Tapi berbagai pesiapan telah kita lakukan untuk memastikan protokol kesehatan seperti fasilitas cuci tangan, edukasi pada ummat tentang menjaga jarak dan memakai masker dan sebagainya,” jelas Heri kemarin (19/6) dilansir dari Jawa Pos (grup Manado Post).
Ia menambahkan bahwa sisanya telah melakukan kegiatan ibadat yang telah dikaji oleh keuskupan. Kebijakan penyelenggaraan ibadat diserahkan pada masing-masing keuskupan.
Hal tersebut disebabkan setiap keuskupan di wilayah administrasi dengan zona tingkat risiko penyebaran yang berbeda-beda. “Tetapi, itu pun tidak langsung otomatis 100 persen paroki-paroki di keuskupan itu mengadakan ibadah,” tambahnya.
Sebelum melakukan kegiatan ibadat, keuskupan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. Ia juga menekankan bahwa gereja sungguh berhati-hati.
Gereja mengedepankan protokol kesehatan sehingga umat dapat beribadat di gereja dengan aman, sehat dan masyarakat produktif. Untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di lingkungan gereja, pihak keuskupan juga membentuk tim khusus. Seperti Gugus Kendali di Keusukupan Jakarta.
“Kursi-kursi dikasih silang, supaya terjadi physical distancing, jaga jarak. Lalu pakai masker, lalu hand sanitizer, lalu juga apabila diperlukan lebih lanjut memakai face shield, itu. Jadi, edukasi umat menyiapkan sarana-prasarana, lalu membangun pedoman liturgi yang sesuai dengan tatanan hidup baru di era Covid-19 ini,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty menyampaikan bahwa pihaknya juga menyikapi pandemi ini dengan kritis dan serius. PGI masih mengimbau gereja-gereja untuk menahan diri dalam penyelenggaraan ibadat.
“Kami juga melakukan koordinasi yang terus menerus dengan gugus tugas lokal untuk mengetahui perkembangan kurva epidemiologi, perkembangan parameter-parameter, zonasi dan lain-lain,” tambah Jacky.
Sama dengan KWI, PGI juga telah mempersiapkan protokol pengamanan yang sangat detail terkait dengan peribadatan. Di sisi lain, Pendeta Jacky berharap bahwa gereja dapat menjadi pusat edukasi dan literasi publik terhadap pandemi Covid-19.(gnr/jpg)